Sejarah pendirian Candi Sambisari belum dapat diketahui secara pasti karena tidak adanya bukti yang konkret. Untuk menentukan tahun pendiriannya harus ditinjau dari beberapa segi. Dari segi arsitektur, R. Soegmono menggolongkan Candi Sambisari ke dalam abad 8 M. berdasarkan batu isian yang digunakan berupa batu padas, pendirian Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan dan Sojiwan, yaitu sekitar abad ke 9 – 10 M. Berdasarkan kedua tafsiran tersebut, Seodiman berepndapat bahwa Candi Sambisari didirikan pada abad 9 M (± 812 – 838 M). Pendapat tersebut didukung adanya temuan lempengan emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boechari berpendapat bahwa tulisan itu berasal dari sekitar abad ke 9 M. Prasasti tersebut berhuruf Jawa kuna, berbunyi Om Siwa Sthana, yang artinya hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa.
Candi Sambisari secara administratif terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letak Desa Sambisari kira – kira 12,5 km dari pusat kota Yogyakarta ke arah Timur (Jalan Jogja-Solo), di Desa Sorogenen membelok ke Utara memasuki jalan desa yang cukup lebar kira-kira 2,5 km menuju ke Desa Sambisari. Tempat ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat mauapun roda dua dengan mengikuti ruas jalan raya jurusan Jogja-Solo pada kilometer 12,5 masuk ke arah utara kurang lebih 1 km. Candi Sambisari berada pada ketinggian sekitar 140 m di atas permukaan air laut. Pada sisi sebelah barat candi (pada jarak sekitar 300-an m) terdapat alur Sungai Kuning yang mengalir dari arah utara menuju ke selatan.
Candi Sambisari yang terletak di Desa Sambisari termasuk daerah yang tidak terlalu subur, dan tidak juga terlalu gersang. Di sebelah barat desa ada Sungai Kuning, yang sumbernya antara lain dari lereng Gunung Merapi di sebelah utara. Tanah di Desa Sambisari berupa tanah pasir bercampur abu gunung berapi. Pada musim kemarau sangat berdebu dan tanah sukar mendapatkan air, sehingga tanaman pun sukar tumbuh. Di sebelah utara pada jarak ±18 km terletak Gunung Merapi dan Merbabu, yang sampai sekarang masih aktif. Kedua gunung tadi pada masa – masa yang lalu sering murka, tidak mengherankan apabila daerah Sambisari dan sekitarnya yang relatif terletak tidak jauh dari gunung – gunung berapi itu, mengalami hujan abu berkali – kali. Oleh karena tanah di situs penggalian terdiri dari abu gunung berapi, sehingga pada waktu musim kering tanah mudah longsor. Hal itulah yang menyulitkan penggalian arkeologis di musim kemarau.
Selengkapnya tentang Candi Sambisari dan candi-candi lainnya klik di sini